Antara Akademik dan Organisasi

     Dalam opini publik, aktif di organisasi kemahasiswaan kerap mendapat stigma buruk. Stigma itu didasari oleh kenyataan, aktif di organisasi bisa berdampak buruk bagi proses perkuliahan. Berorganisasi bisa menghambat agenda perkuliahan mahasiswa, berorganisasi menelantarkan kuliah mahasiswa, berorganisasi menjadikan kuliah mahasiswa terbengkalai. Demikian stigma buruk publik, utamanya orang tua mahasiswa sendiri yang menilai keaktifan mahasiswa dalam berlembaga.
     Sulit disangkal beorganisasi kerap menghambat proses perkuliahan. Sebab tidak jarang mahasiswa yang aktif berlembaga, masa kuliahnya molor satu sampai dua tahun dari waktu idealnya. Malah, pada beberapa kasus, ada mahasiswa yang aktif di organisasi didrop-out dari kampus lantaran serius dan sibuknya beroganisasi di kampus. Namun kenyataan itu tidak boleh menafikan fakta lain, banyak juga diantara mahasiswa yang aktif berorganisasi kuliahnya mulus, lancar dan selesai sesuai target. Fenomena ini menunjukkan stigma publik yang aktif diorganisasi sesungguhnya keliru. Berorganisasi tidak selamanya menghambat masa perkuliahan. Sehingga organisasi tak boleh dijadikan kambing hitam atas terhambatnya kuliah. Persoalan ini akan kembali pada masing-masing mahasiswa bagaimana mengelola dan menyeimbangkan waktunya antara akademik dan organisasi.
     Wacana akademik dan organisasi sesungguhnya tidak boleh dibenturkan. Sebagai mahasiswa, kedua-duanya bukan hal yang dikotomis (terpisah). Sebab antara akademik dan organisasi sama-sama merupakan panggung yang dimiliki mahasiswa dalam mengarungi dunia kampus. Tidak lengkap rasanya menjadi mahasiswa jika tidak berorganisasi, juga tidak sempurna misalnya menjadi mahasiswa kalau tidak mengecap dunia kelembagaan. Kebenaran tesis ini bisa dibuktikan sendiri oleh mahasiswa. Yang pasti, menafikan atau mengabaikan organisasi dalam ber-mahasiswa sama artinya meninggalkan atau meniadakan panggung kemahasiswaan yang ada di kampus.
     Dunia kampus menawarkan begitu banyak organisasi bagi mahasiswa utamanya bagi mahasiswa baru. Tidak ada salah dan ruginya memilih salah satu jenis organisasi yang ada di kampus yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Malah, peranan organisasi begitu penting bagi kemajuan intelektual dan kematangan berpikir mahasiswa. Ruang di organisasi lebih besar dan efektif membentuk wacana dan pola pikir mahasiswa. Mahasiswa bisa bebas berkreasi dan mengembangkan minat dan bakatnya di organisasi tersebut. Kemampuan komunikasi, kepemimpinan, soft skill dan karakter mahasiswa akan terbentuk bila aktif berorganisasi. Dengan berorganisasi, mahasiswa juga dapat memperluas jalinan pertemanan dan jaringan perkenalannya dengan pihak luar yang peranannya cukup penting ketika meninggalkan kampus. Sehingga manfaat berorganisasi begitu besar bagi diri dan masa depan mahasiswa itu sendiri.
     Oleh karenanya, bagi mahasiswa baru yang baru menginjakkan kaki di dunia kampus jangan ragu-ragu nantinya memilih salah satu organisasi baik internal (himpunan atau BEM) maupun eksternal (UKM atau organisasi kultur) untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya di kampus.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Nar mengatakan...

sy maba,, klw mngikuti organisasi di kampus,,misalnya rapat atau melakukan kegiatan,,apakah wktnya pada saat jam kuliah??
yah??

Posting Komentar